Ikatan Mahasiswa Fisioterapi Indonesia

Ikatan Mahasiswa Fisioterapi Indonesia

Sabtu, 21 Februari 2015

Bergerak Atau Tergantikan ?



Bismillah..

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.”
(“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat anda gunakan untuk mengubah dunia.”) – Nelson Mandela

#BergerakAtauTergantikan. siapkah kita tergantikan oleh fisioterapi-fisioterapi asing ataupun profesi lain yang mencoba memasuki “gray area” kita atau pun menambah luas “gray area” tersebut jika kita tidak bergerak ?? entah itu bergerak melanjutkan perjalanan pendidikan kita sejauh-jauhnya bahkan hingga ke negeri seberang atau berjuang agar perjalanan itu dapat kita tempuh di negeri sendiri.

Sudah bukan rahasia umum, jika pendidikan fisioterapi di negara-negara maju memiliki level pendidikan fisioterapi serta kompetensi yang tinggi. Ya jelas, standar pendidikan mereka minimal Sarjana yang terintegrasi dengan Profesi. Bagaimana dengan kondisi pendidikan Fisioterapi di Indonesia ?? sungguh sangat ironi, pendidikan fisioterapi indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain, selama hampir lebih dari 30 tahun Pendidikan fisioterapi di Indonesia masih banyak yang merasa cukup dengan pendidikan diploma III untuk bersaing dengan 'mereka'.

 ketika berbicara tentang perbandingan pendidikan fisioterapi di negara maju dan negara berkembang. Miris, ketika mendengar “celetukan” mahasiswa mengatakan “wajar, Indonesia kan masih negara berkembang bukan negara maju”. Negara Fiji yang ibaratnya baru berdiri saja memiliki standar minimal Sarjana untuk Pendidikan Fisioterapi.  Lantas apakah kita terus-terusan mau jadi negara berkembang yang diam di tempat tanpa Bergerak atau menunggu Tergantikan ketika batas-batas perdagangan bebas termasuk jasa fisioterapi itu sudah tidak ada batas lagi dan sebebas-bebasnya dilakukan ?? ya, kita mengerti hal ini sudah terlalu lama diperjuangkan, tetapi memang pada kenyataannya tidak didukung oleh beberapa pihak ( sebut saja dengan alasan birokrasi pemerintah yang sulit).

dihadapkan dengan data-data yang ada, Menurut data yang kami miliki, Pendidikan Fisioterapi yang saat ini terselenggara di Indonesia antara lain :
1.      D3 Sebanyak 33 Institusi
2.      D4 Sebanyak 4 Institusi
3.      S1 sebanyak 9 Institusi

Wujud implementasi Permenkes nomor 80 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan pekerjaan dan praktik fisioterapi adalah dengan dikembangkannya level pendidikan fisioterapi yaitu nantinya hanya ada lulusan D3 (Amd), Lulusan profesi ( Fisio), dan lulusan Spesialis (Sp), hal itu juga dilakukan agar menghindari adanya kendala di pelayan dalam membedakan kewenangan antara lulusan D3 dan D4, serta jenjang S1 yang belum mendapatkan kewenangan profesinya sebelum menyelesaikan pendidikan profesi.

tiba-tiba, Dunia Pendidikan Perguruan Tinggi Indonesia “dihadiahi” oleh terbitnya  RPM Permendikbud 154 tahun 2014. Terlalu banyak “accident” dalam RPM tersebut, accident itu pun turut dirasakan fisioterapi dalam perkembangan pendidikannya.

Dalam lampiran draft nomenklatur tersebut, secara singkat sudah terlihat “accident” yang paling dasar yaitu Pada lampiran 2, Program Studi Profesi fisioterapi tertulis D4-Profesi. Kemana S1 nya ?? jika kita berkaca kepada profesi tetangga seperti bidan dan perawat yang sama-sama memiliki jenjang D3,D4,S1 dan Pendidikan Profesi, nomenklatur pendidikan profesi mereka tertulis D4/S1-profesi.bukankah disini terlihat adanya inkosistensi ??

Memang hal tersebut tidak mengubah atau mengancam keadaan fisioterapi sekarang, tetapi jika ini tidak kita awasi dan ingatkan, bisa saja mengancam atau bahkan menghambat pendidikan fisioterapi indonesia.
Melihat keadaan tersebut, kami dari Ikatan Mahasiswa Fisioterapi Indonesia berinisiatif mempertanyakan kondisi tersebut melalui Surat Resmi dari IMFI ke Direktorat Pembelajaran dan kemahasiswaan Ditjen Dikti, tindaklanjut dari surat itu terlaksananya audiensi antara perwakilan IMFI dengan Belmawa Dikti yang diwakili oleh Bu Retno ( 10 Februari 2015) dan Bu Rita (12 Februari 2015), awalnya kita hampir saja bisa berbicara langsung dengan Ibu Illah Sailah selaku direktur Belmawa Dikti, tetapi saat kami ingin mengatur jadwal dengan Bu Illah Sailah melalui sekretarisnya, ternyata jadwal beliau sudah padat pada hari itu, akhirnya kami disarankan bertemu dengan Bu Rita yang juga cukup mengerti mengenai hal ini. 

Sesaat setelah itu, kami melakukan audiensi singkat dengan Bu Rita selaku perwakilan dari Bu Illah Sailah, dari pertemuan tersebut dengan mengucapkan syukur dihasilkan beberapa point :

  • Nomenklatur Pendidikan Profesi Fisioterapi yang tertulis D4- Profesi setelah masa uji publik hingga tanggal 28 februari 2015, kemungkinan akan diubah menjadi D4/S1-Profesi

  • Adanya pendidikan Profesi Fisioterapi menandakan bahwa nantinya juga akan dikembangkan Pendidikan Spesialis sesuai dengan usulan IFI dan APTIFI
  • Lulusan Program Pendidikan Profesi Fisioterapi termasuk dalam level 7 KKNI
  •  Dikti melalui BELMAWA DIKTI akan terus melakukan kajian sesuai dengan usulan berbagai pihak termasuk organisasi Profesi, Asosiasi Pendidikan Tinggi serta Kementerian terkait.
  • Terdapat kemungkinan bahwa nomenklatur Pendidikan Profesi pada Fisioterapi, Bidan dan perawat akan sama seperti dokter yaitu Nomenklatur Profesi terpisah dari nomenklatur D3,D4, dan S1 kemudian dibawahnya Program Profesi. 
Sesuai dengan janji dari Perwakilan Dr.Illah Sailah kepada IMFI ketika melakukan audiensi mengenail hal tersebut, mereka akan melakukan perubahan dalam nomenklatur tersebut khususnya pada bagian Pendidikan Fisioterapi.  mari selalu kita kawal dan buktikan bersama setelah selesai uji publik hingga tanggal 28 februari 2015. Apapun hasilnya nanti sangat mempengaruhi langkah dan pergerakan kami selanjutnya. 

mohon maaf jika ada kesalahan..

untuk sementara, dokumentasinya belum bisa dipublikasikan karena hape admin sedang bermasalah.. :D

Jumat, 06 Februari 2015

Mereka Telah Datang, Kita Mau Kemana ??


"We are not a Medical Doctor, but we can recover because we are Physiotherapy/Physical Therapy"
Yeah.. kita memang bukan dokter medis tetapi kita juga bisa menyembuhkan bahkan mencegah, meningkatkan serta memelihara. Siapa kita ? FISIOTERAPI. kalau kita melihat di luar jendela rumah (Indonesia) kita, sebut saja di luar negeri sana, untuk menjadi seorang fisioterapi maka kita harus menempuh pendidikan DPT (Sarjana dan Profesi) yang memakan waktu sekitar 7 tahun. We O We, bukan ? sesuailah dengan yang didapat..



apa yang melintas di benak kalian ketika mendengar kata "fisioterapi" ?? jika kalian berpikir fisioterapi itu sama seperti perawat atau bentuk terapi-terapi lainnya, maka mohon maaf jawaban kalian tidak tepat. :)


kita adalah sebuah Profesi yang memiliki otonomi secara mandiri untuk memberikan pelayanan kesehatan mulai dari tahap preventif hingga rehabilitatif. sebagai contoh sederhana, ketika seseorang ingin kembali pulih post-operasi, maka fisioterapi dapat berperan disini untuk bagian gerak dan fungsi tubuhnya. anda tau Lumpuh Otak (Cerebral Palsy) atau gangguan perkembangan anak ? disinilah juga kami hadir :) dan banyak lainnya lagi..

okee.. pada edisi kali ini, saya tidak begitu panjang lebar menjelaskan apa itu fisioterapi. karena ada sebuah kondisi yang sangat meresahkan saya sebagai mahasiswi fisioterapi.bagaimana tidak begitu mengganggu pikiran saya, jika kemarin saya mendengar kabar dari dosen saya yang telah mempunyai jam terbang tinggi, bahwa ketika beliau berkunjung ke RS Si*Lo*M di Jakarta bagian Barat, kemudian ke klinik-klinik yang ibarat katanya nih nyempil di gedung-gedung/menara pencakar langit Jakarta, serta jalan-jalan ke kawasan elite Jakarta, Apa yang beliau lihat dan dapat ? Yap, rata-rata Fisioterapi berasal dari negara antah berantah ( alias Fisioterapi Asing), kemana pribumi ? yaa walaupun sekarang masih ada pribumi nya. tetapi mari kita saksikan sendiri saat AFTA diberlakukan di semua sektor termasuk Fisioterapi jika kita tidak sama-sama berjuang meningkatkan kualitas.. 
hayuk lah kalau gak percaya, yuk mari survey langsung bareng saya ke sana. 

Bercermin dengan wajah fisioterapi Indonesia sekarang, menurut dosen saya (lagi) ada berbagai pilihan yang bisa kita ambil ; Menjadi Penonton saat mereka datang dan secara halus mengambil "kue" yang sebenarnya juga masih kita rebutkan di internalMenjadi Raja di Negeri Sendiri, Menjadi tamu di negeri sendiri ? atau tidak memilih apa pun itu juga pilihan yang menunjukkan bahwa tidak mempunyai pendirian.  


jika pilihan kita adalah menjadi Raja/Ratu di Negeri Sendiri, maka kita semua dari berbagai kalangan harus sama-sama berjuang hingga akhir, hingga generasi terakhir fisioterapi di dunia ini sebelum kiamat pun harus selalu berjuang. bedanya untuk generasi sekarang memperjuangkan urgensi Pendidikan Profesi serta Spesialis.. ahh sepertinya yang paling urgen adalah Pendidikan Profesi.

mengapa hal ini begitu penting ? ya pendidikan profesi sangat penting untuk meningkatkan kompetensi kita di kancah nasional maupun internasional. sebelumnya, saya sangat mengapresiasi setinggi-tinggi untuk seluruh Orang tua fisioterapi untuk berjuang di garda depan, dalam hal ini IFI beserta APTIFI. ketika kompetensi yang terbaik serta skill yang mumpuni sudah kita miliki, maka kontribusi kepada peningkatan kesehatan masyarakat pun akan semakin berkembang dan maju, maka masyarkat juga akan semakin yakin untuk membuktika jargonnya " 100% Indonesia" dan tidak melirik asing. sekali lagi, hal itu terjadi jika standar kompetensi kita sudah setara dengan mereka dimulai dengan semua Fisioterapi di Indonesia minimal Pendidikan Profesi Fisioterapi.


mari kita berkelana melihat perkembangan di luar sana, seperti Jerman, Jepang, Thailand, Amerika, Mesir, dan masih banyak lagi negara- negara ynga memiliki standar pendidikan fisioterapi lebih tinggi dari kita yaitu S1 yang terintegrasi dengan Pendidikan Profesi. tidak kah kita iri dan mengambil langkah untuk berjuang bersama ?? :)  melihat kenyataan sekarang bukan berarti terus-terusan seperti ini, tidak bisa dipungkiri berdasarkan analisis dari dosen saya, Tingkat pendidikan dan Level kompetensi yang dimiliki indonesia dalam menghadapi masyarakat Ekonomi Asean ini sangatlah rendah dibanding negara lain. masih ada waktu untuk merubah segalanya :) tentu dengan do'a dan usaha.

hingga detik ini kalimat ini ditulis, saya pribadi tidak bisa membayangkan bagaimana fisioterapi indonesia sejengkal demi sejengkal mulai tersisih dari pentas fisioterapi di negeri sendiri jika tidak ada kesadaran hal ini untuk meningkatkan segala kemampuan dan tingkat pendidikan serta semuanya membantu mendorong akselerasi pendirian Pendidikan Profesi ini.


saya sudah begitu sering bertukar pendapat dengan dosen saya yang sekaligus beliau juga pengurus PP IFI, beliau semua teruus berjuang hilir mudik tak kenal lelah dan waktu menanyakan, meminta kepastian, mendesak kepada 'pemegang kekuasaan' bidang ini di Indonesia, tetapi mungkin Allah ingin menambah pahala beliau-beliau atas kesabarannya menunggu proses yang begitu panjang ini. Barakallah fiikum. alhamdulillah, terlihat titik terangnya, Lampiran Nomenklatur terbaru Permendikbud 154 tahun 2014 sudah memberi lampu hijau Pendidikan Profesi. eits.. ternyata eh ternayata ada masalah baru lagi dalam nomenklatur tersebut yang perlu dikritisi. untuk hal ini, tunggu edisi tulisan selanjutnya.. :D

jiwa mahasiswa kami yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Fisioterapi Indonesia (IMFI) pun tergerak untuk bersuara, kami mencoba "memberi surat cinta" dari mahasiswa ke kemenristek serta Belmawa yang mengeluarkan nomenklatur tersebut yang semoga saja surat itu bisa mendorong akselerasinya pemberian izin Pendirian Pendidikan Profesi ini untuk masing masing instansi serta harus adanya revisi ulang terhadap Surat Rumpun ilmu pengetahuan itu dalam permendikbud 154 tahun 2014.

Urgensi Pendidikan Profesi Fisioterapi ini pun untuk menjawab tantangan masa depan sesuai dengan PERMENKES No.80 tahun 2013. silahkan dilihat dan dibaca lagi.. 

terlepas dari itu semua, saya dan yang lainnya sebagai mahasiswa berjuang sesuai kapasitas kami belajar belajar dan belajar sebaik-baiknya untuk terus meningkatkan kemampuan. kita sebagai mahasiswa janganlah asing untuk membaca jurnal-jurnal internasional, jika perlu handbook kita pun internasional dan pada akhirnya level serta kompetensi kita pun internasional. :)

ohiyaa.. sekedar info, pendidikan fisioterapi yang hingga detik ini ada di Indonesia, sebagai berikut :
D3 Sebanyak 33 Institusi
D4 sebanyak 4 Institusi
S1 Sebanyak 9 Institusi
dan saya adl salah satu mahasiswi  Fisioterapi di Jakarta bagian Barat. silahkan menebak. whehe.. 

semua akan terwujud dengan adanya do'a dan usaha yang seimbang serta tawakkal. :)
Hidup Mahasiswa ! Hidup Fisioterapi !
wassalamu'alaikum. semoga Allah selalu memberi keselamatan dan kesejahteraan untuk seluruh Fisioterapis dan mahasiswa/i  fisioterapi dimanapun berada.
Selamat menjadi Raja dan Ratu di Negeri sendiri :) semangat.